FOOTEK.BLOGSPOT.COM, JAKARTA - Musisi Ahmad Dhani, kemarin mendatangi Dewan Pers di Jakarta Pusat pada kamis 24, juli 2014. Didampingi oleh kuasa hukumnya, Ramdan Alamsyah. Kedatangan Ahmad Dhani sendiri untuk menyelesaikan masalah pemberitaan mengenai kicauan Twitter palsu terkait potong kelamin, yang mencemarkan nama baiknya.
Ia datang melaporkan 17 media ke Dewan Pers pada Senin, 21 Juli. Dari 17 media yang dilaporkan telah melakukan pemberitaan palsu tesebut, 8 media online diantaranya datang ke-Dewan Pers. Mereka telah menandatangani sebuah kesepakatan, bahwa media-media tersebut akan memuat permintaan maaf dan memulihkan nama dari Ahmad Dhani. Mereka yang datang antara lain dari media Republika Online, Solopos.com, Okezone.com, Kapanlagi.com, Seru.com, Wartaharian.com, Kompasiana, dan Detikforum.
Semua berawal dari beredarnya screen capture twitter yang tertulis atas nama akun @AHMADDHANIPRAST di internet. Kicauan di screen capture tersebut mengatakan, “Saya akan potong kemaluan saya kalau Jokowi bisa menang dari Prabowo Subianto!! Itu sumpah saya!!,”. Kalimat tersebut di tulis menggunakan huruf capital tertanggal 23 Juni. Setelah pengumuman Presiden-Wakil Presiden terpilih dilakukan 22 Juli kemarin dan menghasilkan Jokowi-JK sebagai pemenangnya, Kicauan ini kembali di perbincangkan netizen dan masyarakat.
Mereka mempertanyakan janji dalam Kicauan tersebut dan meminta agar Ahmad Dhani mempertanggung jawabkan perkataannya. Karena sejak awal Ahmad Dhani terang-terangan mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Berita soal kicauan ini pun banyak ditulis dimedia, karena mengira bahwa screen capture itu benar-benar berasal dari akun Ahmad Dhani. Padahal di kronologi timeline akun resminya, kicauan tersebut tidak ada.
Lalu timbul dugaan tweet tersebut telah dihapus. Padahal, itu jelas bukan tulisan Ahmad Dhani. “Saya tidak pernah menulis itu,” tegasnya. Jadi, yang beredar di internet adalah hasil rekayasa seseorang yang menggunakan akun atas namanya. Dalam kesempatan bertemu dengan Dewan Pers dan media terlapor, Ahmad Dhani juga memberitahukan perbedaan antara capture akun twitter asli dan palsu.
Dari dua akun di antaranya adalah layout kicauan yang seharusnya sejajar dengan nama akun. Jika di capture tweeter asli, seharusnya pada awal kalimat tweet berada dibawah nama akun. Sedangkan yang beredar, awal kalimat tweet tepat berada di bawah avatar. Font tulisan juga berbeda, lalu retweeted dan favourite di twitter palsu jumlahnya genap. Yakni 1.400 kali retweeted dan 170 favourite.
“Saya melapor karena saya warga negara Indonesia yang baik. Saya ingin punya pers yang baik. Saya menjelaskan ini modus baru, untuk menjatuhkan seseorang dalam pemberitaan,” jelasnya.
Ramdan menambahkan bahwa tweet yang disebarkan ke masyarakat melalui media sosial, maupun BBM, Path, dan sebagainya itu merupakan tweet palsu. "Itu bukan klien kami yang membuat. Klien kami tidak buat, menghapus ataupun menghilangkan," tegasnya.
Sumber : sumutpos
Editor : Ariel Barkerz